TALK SHOW ENTERPRENEURSHIP
TALK SHOW ENTERPRENEURSHIP
TEMA : MAHASISWA ½ PENGUSAHA
Ternyata ilmu itu bukan hanya dari buku-buku yang tebal,
jurnal-jurnal, ataupun dari modul-modul yang diberikan dosen pada mahasiswanya.
Ternyata ilmu itu bukan hanya tentang penemuan rumus fisika, penelitian
terhadap kehidupan masayarakat tertentu ataupun tentang ilmu-ilmu yang menjadi
matakuliah kita selama ini. Ilmu menurut saya adalah segala hal yang baru bagi
saya agar lebih mengenal dunia dengan berbagai sudut pandang. Bukan hanya dari
ilmu exact, maupun juga ilmu social, tapi dari sejarah seseorang, kita juga
bisa mendapatkan sesuatu yang bisa dipelajari. Ilmu juga bisa datang dari siapa
saja, tergantung kita yang peka atau tidak terhadap hal positif yang dimiliki
orang lain.
(Martalinda Basuki)
Ilmu itu pun saya dapat di talk show ini. Dengan dua narasumber
muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa di kampus yang sama dengan saya,
mereka juga ternyata enterpreneur yang handal. Pertama adalah Kak Martalinda
Basuki. Beliau merupakan owner dari minuman coklat klasik yang terkenal
belakangan ini. Beliau bercerita tentang napak tilas membangun usahanya dari
“nol”. Keinginan berwirausaha itu berawal dari tekad yang ingin ditunjukkan
kepada orangtuanya. Beliau ingin menjadi seorang yang bebas, bisa melakukan
semua hobinya yaitu travelling, shopping dan kuliner. Namun beliau ingin
kebebasan itu tidak akan membebani orang tuanya. Meskipun keluarganya tidak
sesempurna kebanyakan orang (broken home), mbak lala sebutan akrab dari
Martalinda Basuki tetap ingin mewujudkan mimpinya untuk menjadi orang yang
bermafaat bagi orang lain. Berawal dari usaha coba-coba di bidang travel and
tour, beliau bisa mengajak sang ayah untuk ikut juga berkecimpung ke dalam
dunia bisnis. Dari hanya 1 buah armada, sekarang sudah berkembang menjadi 9
buah armada. Luar biasa.. J
Kemudian, belum puas dengan usahanya, mbk lala juga ingin
memulai bisnis kulinernya dengan membangun café yang hommy and modern.
Terbentuklah café klasik yang waktu itu terletak di Kota Pare, Kediri. Hal yang
sangat istimewa dari seorang mbk lala adalah kenekatannya dalam memulai bisnis
tersebut. Dikatakannya dengan terbuka bahwa untuk mengumpulkan modal
pertamanya, beliau hingga rela menjual asset-asetnya, berhutang pada
teman-teman nya, dll. Dan terkumpullah uang Rp 95 jt untuk membangun café
tersebut. Setelah beberapa lama, pasang surut pun dirasakan oleh café nya.
Setelah dirasa kurang berkembang, mbk lala pun memikirkan ide yang baru.
Menyadari belum ada produk minuman yang real terbuat dari coklat, beliau pun
tertarik menjadikannya sebagai produk dagangan.
Pencarian modal pun dilakukannya dengan membuat proposal
usaha yang diadakan Bank Indonesia. Proposal mbk lala pun masuk di 5 besar dan
mendapatkan modal untuk usahanya. Kemudian mbk lala memutuskan untuk mengubah
konsep usahanya dari yang berbentuk bangunan tetap, beralih ke gerai-gerai dan
dengan konsep yang lebih praktis. Mbk lala yakin bahwa minuman coklat klasik
akan laku dipasaran karena Bank Indonesia, pemberi modal pun telah mengakuinya.
Hal ini membuat mbk lala semakin bersemangat dalam menjalankan usahanya. Dalam
berbisnis, mbk lala sangat mempertahankan kwalitas dari produknya. Hal ini
dipraktekkan dengan bekerjasama dengan salah satu perusahaan coklat yang khusus
memproduksi coklat untuk minuman coklat klasiknya. Sehingga produknya pun akan
sulit untuk ditiru oleh pesaing-pesaingnya. Saat ini, gerai coklat klasik sudah
banyak berjejeran di Kota Malang khususnya.
Ketika ditanya tentang bagaimana tips berwirausaha bagi
pemula, beliau menjawab dengan bijak, “Kalo kalian pengen berwirausaha.
Mulailah dengan bisnis yang udah ada, kalian bisa bergabung dengan partner
kalian. Karena hal ini lebih mudah dibandingkan dengan kalian membangun usaha
sendiri dari nol. Kalo misal saya berhasil, itu hanya kebetulan dan mukjizat
bagi saya.” Dan kalimat yang indah dari mbk lala yang mungkin bisa menjadi
penyemangat kita aadalah ketika kita berbeda pendapat dengan orang lain,
janganlah dilihat dari banyaknya kata yang kita keluarkan untuk meyakinkan
mereka tapi dengan berusahalah dan tunjukkan hasilnya. Dengan sendirinnya,
mereka yang meremehkan kita akan mengacungkan jempol mereka. Sungguh sangat
berkesan bagi saya. Bagaimana dengan kalian para pembaca??
(Yusron Efendi)
Beliau adalah mahasiswa di Fakultas Teknologi Pertanian yang
berhasil menjadi supplier bawang merah skala besar ke berbagai daerah di
Indonesia, dan ke PT. Indofood. Hal ini berawal dari banyaknya bawang merah di
kampungnya, Kota Nganjuk. Beliau memutuskan untuk menjadikan bawang merah
sebagai prospek usahanya. Uniknya dalam mengawali usahanya ini, mas yusron
tidak punya modal sama sekali dan enggan meminjam ke Bank. Dengan mengandalkan
uang dari tabungannya, beliau nekat menerima orderan pertamanya ke aceh yang
langsung sebanyak beberapa ton. pemasaran beliau lakukan dengan berbagai media,
dari hanya mulut ke mulut, sampai dengan media elektronik. Beliau sudah
mempunyai situs yang khusus untuk bisnis bawangnya. Meskipun harga bawang
sangat fluktuatif (naik-turun) dan bawang mudah busuk, mas yusron mempunyai kiat tersendiri untuk
menarik dan mempertahankan pelanggannya. Prosedur “Pesan-Transfer lunas-Barang
Sampai-Barang Tidak Sampai-Uang Kembali” yang sangat sederhana membuatnya
terhindar dari hal-hal yang membahayakan keselamatan usahanya.
Setelah mempunyai badan usaha yang berbentuk CV, mas yusron
pun semakin mudah untuk menembus perusahaan besar, salah satunya yaitu PT.
Indofood. Beliau sekarag merupakan salah satu supplier tetap 4 ton bawang merah
untuk tiap bulan. Dengan kontrak seperti ini, mas yusron pun lebih tidak
khawatir dengan perubahan harga bawang. Dan membuat usaha bawangnya semakin
meroket.
Dari kedua narasumber muda ini, kita dapat memetik beberapa
hal yang luar biasa. Mereka masih muda tapi sudah sukses dengan hal yang mereka
sukai ,mereka muda tapi mau mengorbankan waktunya untuk bersusah-susah, mereka
muda tapi mereka sudah ingin menjadi sosok yang bermafaat bagi orang lain,
mereka muda tapi sudah menjadi pemimpin bagi karyawannya, dan mereka adalah mahasiswa tapi juga merangkap
sebagai pengusaha.
Semoga bermanfaat.
Written by Ayu Rosalia
Komentar
Posting Komentar